Membangun karakter anak sejak dini, sangat penting
bagi orang tua dan guru, harapannya agar anak sejak dini memiliki
karakter yang baik. Membangun karekter anak dapat dilakukan melalui
jalur pendidikan formal, non formal maupun informal.
Semakin
meningkatnya perhatian orang tua dan pemerintah terhadap pendidikan
anak usia dini, disatu sisi merupakan hal yang sangat menggembirakan.
Akan tetapi, disisi lain, seringkali orangtua dan pendidik juga masih
memiliki pandangan yang kurang tepat dan sempit tentang proses
pelaksanaan pembentukan pribadi pada anak usia dini, yakni terbatas pada
kegiatan akademik saja seperti membaca, menulis, menghitung, dan
mengasah kreativitas.
Pada dasarnya setiap orang tua mendambakan anak-anak
yang cerdas dan berperilaku baik dalam kehidupan sehari-harinya,
sehingga mereka kelak akan menjadi anak-anak yang unggul dan tangguh
menghadapi berbagai tantangan dimasa depan. Namun perlu disadari bahwa
generasi unggul semacam demikian ini tidak akan tumbuh dengan
sendirinya. Mereka sungguh memerlukan lingkungan subur yang sengaja
diciptakan untuk itu, yang memungkinkan potensi anak-anak itu dapat
tumbuh optimal sehingga menjadi lebih sehat, cerdas dan berperilaku
baik. Dalam hal ini orang tua mempunyai peran yang amat penting.
Suasana
penuh kasih sayang mau menerima anak sebagaimana adanya, menghargai
potensi anak, memberi rangsang-rangsang yang kaya untuk segala aspek
perkembangan anak, baik secara kognitif, afektif, sosioemosional, moral,
agama, dan psikomotorik, semua sungguh merupakan jawaban nyata bagi
tumbuhnya generasi yang berkarakter dimasa yang akan datang.
Pada
era globalisasi tidak jarang kehadiran seorang anak justru menimbulkan
berbagai masalah dalam suatu keluarga. Berbagai media massa, baik media
cetak maupun elektronik menginformasikan kasus-kasus tindak kriminal
yang dilakukan oleh anak-anak seperti narkoba, penyimpangan seksual
bahkan pembunuhan.
Tindakan-tindakan amoral yang
dilakukan oleh anak-anak tersebut pada dasarnya akibat dari kurangnya
perhatian orang tua terhadap perkembangan anak dalam setiap jenjang
usianya. Orang tua yang terlalu sibuk cenderung membuat anak bebas
bertindak mengekspresikan kehendaknya dan rasa ingin tahunya.
Suatu
keprihatinan yang dirasakan para orang tua adalah bagaimana menanamkan
kepada anak-anaknya dengan nilai-nilai, cita-cita dan motivasi yang akan
menolong mereka bukan hanya mengetahui mana yang benar dan mana yang
salah, tetapi juga membuat keputusan-keputusan yang benar dan
bertanggung jawab.
Karakter yang berkualitas
adalah sebuah respon yang sudah teruji berkali-kali dan telah berbuah
kemenangan. Seseorang yang berkali-kali melewati kesulitan dengan
kemenangan akan memiliki kualitas yang baik. Karakter berbeda dengan
kepribadian dan temperamen. Kepribadian adalah respon atau biasa disebut
etika yang ditunjukkan ketika berada di tengah-tengah orang banyak,
seperti cara berpakaian, berjabat tangan, dan berjalan. Temperamen
adalah sifat dasar anak yang dipengaruhi oleh kode genetika orang tua,
kakek nenek, dan kakek buyut dan nenek buyut. Sedangkan karakter adalah
respon ketika sedang 'diatas' atau ditinggikan. Apakah anak putus asa,
sombong, atau lupa diri. Bentuk respon itulah yang disebut karakter
Karakter
terbentuk dengan dipengaruhi oleh paling sedikit 5 faktor, yaitu:
temperamen dasar (dominan, intim, stabil, cermat), keyakinan (apa yang
dipercayai, paradigma), pendidikan (apa yang diketahui, wawasan kita),
motivasi hidup (apa yang kita rasakan, semangat hidup) dan perjalanan
(apa yang telah dialami, masa lalu kita, pola asuh dan lingkungan).
Karakter
yang dapat membawa keberhasilan yaitu empati (mengasihi sesama seperti
diri sendiri), tahan uji (tetap tabah dan ambil hikmah kehidupan,
bersyukur dalam keadaan apapun, dan beriman (percaya bahwa Tuhan).
Ketiga karakter tersebut akan mengarahkan seseorang ke jalan
keberhasilan. Empati akan menghasilkan hubungan yang baik, tahan uji
akan melahirkan ketekunan dan kualitas, beriman akan membuat segala
sesuatu menjadi mungkin. (Megawangi, 2003:19).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)










